Tugas Pertemuan 3,4, dan 5
Matakuliah : Sistem Pendukung Keputusan
Dosen : Yahdi Kusnadi, M.Kom
Tugas : Pertemuan 3, 4, dan 5
Nama :
1.
Diki
Candra (11212172)
2.
Alifia
Septi Rizqiah (11212646)
3.
Andy
Jonathan Pakpahan (11212314)
Kelas : 11.7B.10
=====================================================================
1. Apa
yang dimaksud dengan :
a.
Model Matematis
dalam SPK
Jawaban : Model
matematis adalah digunakan dalam proses bisnis, segala rumus ataupun persamaan
merupakan bagian dari model matematis. Banyak model matematis yang digunakan
oleh manajer bisnis, dengan alasan karena lebih kompleks. Dengan sifatnya yang
kompleks tersebut, sehingga banyak perguruan tinggi yang menggunakannya. Model
matematis yang disederhanakan menjadi tumpuan manajer untuk menyelesaikan
solusi untuk masalah yang bersifat khusus.
b.
Fenomena dalam
SPK
Jawaban : Fenomena
dapat berupa entity, jika fenomena itu berupa instansi maka instansi sebagai
entitynya, atau juga jika fenomena itu sebagai event, maka event itu sebagai
entitynya. Analoginya model dalam dunia fashion, model fashion adalah abstraksi
seseorang dalam memandangnya, yang menempatkan dirinya dalam model itu,
sedangkan calon pembeli disebut entity.
c.
Expert System
(ES)
Jawaban : Expert System
adalah subset pokok dari Artificial Intelegent (AI) yang merupakan program
komputer yang berfungsi dengan cara yang sama seperti ahli manusia, yaitu
memberi advise pemakai mengenai cara pemecahan masalah dengan bantuan knowledge
base, yang berperan sebagai konsultan, atau konsultasi dari pakar mengenai
kepakarannya.
d.
Forward Chaining
Jawaban : Forward chaining adalah metode inferensia yang merupakan lawan dari backward chaining. Forward
chaining dimulai dengan data atau data driven. Artinya pada forward chaining semua
data dan aturan akan ditelusuri untuk mencapai tujuan / goal yang diinginkan.
Mesin inferensia yang menggunakan forward chaining akan mencari
antesendent (IF klausa ..) sampai kondisinya benar. Pada forward chaining semua pertanyaan dalam sistem
pakar akan disampaikan semuanya kepada pengguna.
e.
Backward
Chaining
Jawaban : Backward
Chaining atau Backward Reasoning merupakan
salah satu dari metode inferensia yang dilakukan untuk di bidang kecerdasan
buatan. Backward
chaining dimulai dangan pendekatan tujuan atau goal oriented
atau hipotesa. Pada backward chaining kita akan bekerja dari konsekuen ke
antesendent untuk melihat apakah terdapat data yang mendukung konsekuen
tersebut. Pada metode inferensi dengan backward chaining akan mencari
aturan atau rule yang memiliki konsekuen (Then klausa ..) yang
mengarah kepada tujuan yang diskenariokan/diinginkan.
f. Metode Analytic Hierarchical Proces (AHP)
Jawaban : Analitycal Hierarchy Process (AHP) Adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif yang terbaik. Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatif-alternatif, penenetapan nilai kemungkinan untuk variabel aleatori, penetap nilai, persyaratan preferensi terhadap waktu, dan spesifikasi atas resiko. Betapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun terperincinya penjajagan nilai kemungkinan, keterbatasan yang tetap melingkupi adalah dasar pembandingan berbentuk suatu kriteria yang tunggal. Peralatan utama Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah memiliki sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelomok-kelompoknya dan diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
2. Jelaskan
korelasi (keterhubungan) antara Model dan Fenomena dalam SPK
Jawaban : Model
adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek
atau aktivitas. Fenomena dapat berupa entity, jika fenomena itu berupa instansi
maka instansi sebagai entitynya, atau juga jika fenomena itu sebagai event,
maka event itu sebagai entitynya. Model merupakan alat yang terkenal dalam
bisnis. Pembuatan model merupakan inovasi yang baru dan digunakan sebagai alat
pemecahan masalah. Analoginya model dalam dunia fashion, model fashion adalah
abstraksi seseorang dalam memandangnya, yang menempatkan dirinya dalam model
itu, sedangkan calon pembeli disebut entity.
3. Jelaskan
prosedur (langkah-langkah) yang terdapat pada Forward Chaining dan Backward
Chaining
Jawaban :
Langkah-Langkah Forward Chaining
·
Tampilkan semua daftar premis
·
User memilih premis yang dialami
·
Sistem mencari aturan yang premisnya
terdiri dari premis-premis yang dipilih oleh user
·
Sistem akan menampilkan konklusi dari
aturan tersebut
Contoh
Forward Chaining
Kasus
: pasien ingin memeriksakan kesehatannya apakah dia mengalami penyakit DBD ?
Fakta
yang terjadi, yaitu pasien mengalami bercak-bercak merah dikulit dan demam
tinggi
Variabel
– variabel yang digunakan :
A
= bercak-bercak merah dikulit
B
= batuk
C
= demam tinggi
D
= badan menggigil
E
= nafsu makan menurun
F
= kepala pusing
G
= mengalami DBD
Rules
:
R1 = IF A
& C THEN E
R2 = IF B
THEN F
R3 = IF C
THEN B
R4 = IF E
THEN D
R5 = IF B & E THEN F
R6 = IF F
THEN D
R7 = IF D
THEN G
Solusi
dengan forward chaining :
Step
I :
IF A & C THEN E = R1
Step
II : IF C THEN B= R3
Step
III : IF B & E THEN F = R5
Step
IV : IF F THEN D = R6
Step
V : IF D THEN G = R7
Kesimpulan
: Pasien mengalami penyakit DBD
Langkah-Langkah
Backward Chaining
·
Program dimulai dengan tujuan (goal)
yang diverifikasi apakah bernilai TRUE
atau FALSE
·
Kemudian melihat rule yang mempunyai
GOAL tersebut pada bagian
Konklusinya
·
Mengecek pada premis dari rule tersebut
untuk menguji apakah rule tersebut
terpenuhi (bernilai TRUE)
·
Pertama dicek apakah ada assertion-nya
– Jika pencarian disitu gagal, maka ES
akan mencari rule lain yang memiliki konklusi
yang sama dengan rule pertama tadi
– Tujuannya adalah membuat rule kedua
terpenuhi (satisfy)
·
Proses tersebut berlajut sampai semua
kemungkinan yang ada telah diperiksa
atau sampai rule inisial yang diperiksa
(dg GOAL) telah terpenuhi
·
Jika GOAL terbukti FALSE, maka GOAL
berikut yang dicoba.
Contoh
Backward Chaining
Misalkan terdapat suatu
sistem dengan tujuan : Goal_1. Untuk mencapai tujuan Goal_1 tersebut dibutuhkan
fakta A yang bernilai 1 dan fakta B yang bernilai 1. (Asumsi nilai fakta adalah
boolean 1 dan 0). Fakta A sendiri akan diperoleh jika ada fakta C yang
bernilai 1. Bagaimanan rancangan sistem pakar dan aturan yang akan
dibuat:
Langkah 1 : Buat aturan
standar untuk menyatakan Goal 1
– If A=1
and B=1 Then Goal 1
Langkah 2 : Buat aturan
yang menyatakan bahwa jika C bernilai 1 maka A
–
If C=1 Then A=1
Terlihat bahwa konsekuen (Then..)
tidak harus mengarah kepada Goal 1, akan tetapi ditujukan kepada antisendent
yang dalam hal ini adalah A. Dengan demikian sistem akan mengetahui bahwa
antisendent C akan ditanyakan dengan anisendent B untuk menghasilkan Goal 1.
4. Jelaskan
manfaat pemahaman tentang Expert System dalam sistem pendukung keputusan
diberbagai kegiatan bidang IT
Jawaban :
a.
Mempertimbangkan
alternatif yang lebih banyak.
b.
Menerapkan tingkat
logika yang lebih tinggi.
c.
Mempunyai waktu
yang lebih banyak untuk mengevaluasi hasil keputusan.
d. Pemecahan konsisten yang lebih banyak.
5.
Jelaskan penggunaan Metode AHP dalam
sistem pendukung keputusan menentukan pemilihan vendor terbaik
Jawaban :
a.
Mendefinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Jika AHP
digunakan untuk memilih alternatif atau menyusun prioriras alternatif, pada
tahap ini dilakukan pengembangan alternatif.
b.
Menyusun masalah kedalam hierarki sehingga permasalahan yang
kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur.
c.
Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hierarki.
Proses ini menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan
sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas
dihasilkan dari suatu matriks perbandinagan berpasangan antara seluruh elemen
pada tingkat hierarki yang sama.
d. Melakukan pengujian
konsitensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatan pada tiap tingkat
hierarki.
Komentar
Posting Komentar